ANNOUNCEMENT

News Ticker

7/recent/ticker-posts

Bincang Pontianak Heritage (BPH) Perdana Fokus Bahas Toponimi Kota

Peserta Bincang Pontianak Heritage (BPH) di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII (26/7)
(Dok. M. Aqif)


M. Aqif Alghifari | Redaksi Majalah Riwajat


Bincang Pontianak Heritage (BPH) diinisiasi oleh Ahmad Sofian, setiap dua minggu sekali akan mendiskusikan terkait sejarah cagar budaya dan pelestariannya di sekitar Pontianak.  

Sambil ngopi santai, Ahmad Sofian – Penulis Buku Pontianak Heritage – selenggarakan acara bertajuk “Bincang Pontianak Heritage” atau BPH. Diskusi seputar bangunan dan tempat bersejarah yang ada di sekitar Pontianak, menjadi tujuan utama acara ini. BPH diselenggarakan secara swadaya, setiap 2 minggu sekali, terdiri atas enam sesi dengan tema yang berbeda.

Toponimi Pontianak” adalah tema yang diusung pada sesi pertama. Digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025, peserta dapat hadir secara luring dan daring atau hybrid. Peserta yang hadir secara langsung berkumpul di Ruang Teater Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII (BPK Wil. XII), sementara peserta daring mengikuti jalannya acara melalui aplikasi Zoom Meeting.

Dipandu oleh Hany Soenjogo, acara ini diawali dengan cerita Ahmad Sofian dalam menyusun buku “Pontianak Heritage”. “Buku Pontianak Heritage mulai disusun pada tahun 2008 dan diterbitkan tahun 2013. Materi buku ini sebelumnya sudah dimuat dalam Koran Borneo Tribun yang terbit secara berkala. Saya kumpulkan dan tulis ulang di atas ruko tempat bekerja, kemudian di bawa ke percetakan. Saya tidak memiliki ongkos untuk mencetaknya, bahkan sampai harus menjual motor. Buku ini dapat tercetak karena banyak pegiat yang memberikan sumbangan” imbuhnya.

Ahmad Sofian melanjutkan, “Kegiatan semacam BPH sudah pernah diselenggarakan sekitar 10 tahun yang lalu ketika peluncuran buku Pontianak Heritage. Namun, karena banyak pihak yang bertanya dan berdiskusi terkait heritage di Pontianak kepada saya, maka diputuskan untuk menyelenggarakan BPH di tahun ini”.

Kepala BPK Wil. XII yang diwakili oleh Kasubag Umum, Moch. Andri berkesempatan memberi sambutan sekaligus membuka acara BPH. “Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun Kota Pontianak. Salah satunya dengan cara membangun iklim kebudayaan seperti yang dilakukan Bang Ahmad Sofian. BPK Wilayah XII sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mendorong masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Jangan hanya berharap kepada pemerintah, Komunitas Budaya lebih kreatif dan lebih terbuka pikirannya ketimbang para birokrat yang sudah terpolarisasi dengan banyak hal” ungkap Moch. Andri.

Ahmad Sofian bersama para peserta – 45 luring dan 12 daring – aktif berdiskusi mengenai asal usul kata Pontianak. Terdapat lima macam dasar kata Pontianak. Pertama, berasal dari cerita rakyat Tembakan Meriam dan Hantu Kuntilanak. Kedua, cerita rakyat tentang Ayunan Anak. Ketiga, kata Pontianak berasal dari kata Pohon Punti dan Pohon Tinggi (Pon-Ti). Keempat, Pontianak juga dapat berasal dari kata Pontian yang artinya perhentian. Kelima, berasal dari pelafalan bahasa Mandarin Kun Tian dan kÅ«n diàn yang artinya persinggahan.

Disela-sela acara, peserta dipersilahkan untuk menyantap kue tradisional dan kopi hangat yang disediakan oleh penyelenggara. Terdapat juga pembacaan puisi dan pembacaan penggalan cerpen. Ahmad Sofian berharap, antusiasme peserta untuk lima sesi berikutnya sama dengan peserta pada sesi pertama. Sesi berikutnya akan diselenggarakan dibeberapa tempat. Aula Perpustakaan Kota Pontianak dan Rumah Budaya Kampung Caping adalah dua diantaranya.

Bagi rekan-rekan yang ingin mengikuti BPH di edisi berikutnya dapat memantau akun media sosial Instagram antara lain: litererkhatulistiwa dan majalahriwajat.

---

Baca artikel lain terkait: Dari Mitos ke Logis: Perdebatan Tentang Toponimi Pontianak

Post a Comment

0 Comments