ANNOUNCEMENT

News Ticker

7/recent/ticker-posts

Himsera Untan Kembali Gelar History Fest, Tema: Sejarah Tionghoa di Kalbar

Peserta acara pembukaan dan seminar History Fest 2025 (03/05)

(Dok. Panitia History Fest 2025)



Pewarta: M. Aqif Alghifari | Redaksi Majalah Riwajat


History Fest tahun 2025 ini mengusung tema “Jejak Peradaban Tionghoa di Kalimantan Barat”. Kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan dan menumbuhkan minat masyarakat, khususnya generasi muda. terhadap sejarah lokal.

History Fest merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (HIMSERA FKIP UNTAN) sejak 2018 dengan tema-tema yang selalu berbeda tiap tahunnya. Demikian penjelasan Ketua HIMSERA, Rio Prayogo, dalam acara pembukaan History Fest di Aula Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII Kalimantan Barat, Sabtu (03/05). Dalam kesempatan ini, M. Rikaz Prabowo, Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah FKIP UNTAN berkesempatan memberikan kata sambutan, mewakili Ketua Prodi Pendidikan Sejarah. 

“Masyarakat Tionghoa sudah berasimilasi, tinggal bersama kita selama berabad-abad.  Oleh sebab itu perlu kiranya kita mengingat kembali sejarah awal kedatangan masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat karena pasti ada ilmu yang bisa kita peroleh dari mereka”, ungkapnya.

Any Rahmayani, mewakili Kapala BPK Wilayah XII Kalimantan Barat turut memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara ini. Any Rahmayani mengatakan “kerja sama antara Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNTAN dan BPK Wilayah XII Kalimantan Barat sudah terjalin lama. Diharapkan kerja sama ini terus terjalin dan semakin meningkat, terutama dalam kegiatan sejarah, kebudayaan, dan penelitian. Kami juga berharap program studi lain juga menjalin kerja sama dengan BPK Wilayah XII demi pemajuan kebudayaan”.

Prof. Dr. H. Kuswinarno, M.Hum. ketika menyampaikan prolog

(Dok. Panitia History Fest 2025)


Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar bertema “Jalur Perdagangan dan Warisan Budaya: Jejak Peradaban Tionghoa di Kalimantan Barat”. Seminar ini diawali dengan prolog dari perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. H. Kuswinarno, M.Hum (Guru besar riset bidang antropologi).

"Dalam penelitian sejarah yang berkaitan dengan etnis, kita harus menghadirkan sudut pandang yang berbeda. Peneliti sejarah jangan hanya memindahkan informasi dari satu buku ke dalam naskah penelitiannya. Jika hanya seperti itu, tidak akan ada pembaruan dalam penelitian tersebut," ungkapnya.


Pemateri seminar History Fest 2025

(Dok. Panitia History Fest 2025)

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri dengan topik yang beragam. Materi pertama, berjudul “Sejarah dan Jejak Perdagangan Tionghoa di Kalbar”, disampaikan oleh Dr. Lily Thamrin, M.Ed., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin FKIP UNTAN.

Materi kedua, “Potensi Wisata Tionghoa di Kalbar”, dibawakan oleh perwakilan Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS), Annisa Januarsi, S.Pd.

Sesi terakhir mengangkat tema “Peran Tokoh Pejuang Sung Kim Liung dalam Perang Kemerdekaan Indonesia di Kalbar”, yang dipresentasikan oleh Dr. Karel Juniardi, S.S., M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Pontianak.

Ketua Panitia History Fest 2025, Forsythia Gernis Lamus, menyampaikan bahwa perhelatan tahun ini akan diisi dengan beragam kegiatan menarik. Beberapa di antaranya adalah Telisik Sejarah ke Pasar Tengah dan Pelabuhan Senghi, Lomba Cerdas Cermat Sejarah dengan tema “Menguak Jejak Tionghoa di Nusantara: Sejarah, Ekonomi, dan Budaya”, serta diskusi buku “Tumbuh dan Berkembangnya Sebuah Pasar Kota: Pasar Cina Pontianak Abad ke-19 sampai Abad ke-20” karya Dana Listiana.

Forsythia berharap masyarakat dan pelajar di Pontianak dapat turut meramaikan seluruh rangkaian kegiatan History Fest 2025.

Post a Comment

0 Comments